Lia Brasali.
Lia Ariefano.
Lia DC.
Lia BD.
Itu yang saya dengar waktu orang ingin menjelaskan Lia yang mana yang mereka maksud. That last names become like an identity for me.
This no filter face and last name Brasali are the identities that I can not change.
The rest of it are my choices.
But imagine if you cannot make peace with your own identity, apalagi sama identitas yang ngga bisa kita rubah. Hidup rasanya akan sangat terasa salah dan you feel like you live somebody’s life.
Kalau sama identitas yang kita pilih harusnya tanggung resiko ya, karena segala sesuatu yang kita putuskan pasti akan memberikan konsekwensi.
Saya pernah ada dalam identitas lain di masa lalu yang membuat saya tidak dapat berdamai.
Butuh waktu berdamai dengan freckles on my face, uban di rambut saya, dan that cheeky face yang suka kelihatan abis kayak cewek digaplokin.
Perjuangan dengan gambar diri yang akhirnya berdampak pada keraguan akan identitas saya.
Hanya rahmat Tuhan dan kesetiaan Tuhan yang mampu membuat saya akhirnya berdamai. Karena pastinya kekuatan diri saya sendiri cuma membuat saya hanya kelihatan seperti singa betina ompong yang sok kuat.
Teori soal Tuhan menciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, atau teori positive thinking lah, atau the secret from the universe lah, pada akhirnya gagal memperdamaikan. Saya malahan makin terperosok jauh ke dalam self pity.
Kalau hari ini saya berani posting muka sembab, with my double chin, and precious freckles, and I was (and am) smiling to life that God has given me, itu bukan pencitraan.
I am thankful, grateful, and blessed with all the journey to make peace with them.
It was not an easy journey, there’s nothing easy to find happiness inside.
Saat saya belajar untuk terus berusaha mencari Tuhan, Ia Allah yang menuntun saya untuk memilih identitas lain yang akan saya ambil untuk seumur hidup saya (as the wife of Ariefano) and menjalani hidup saya (as a Cordisian and for now kerja di BD).
Hari ini saya bersaksi bahwa janji Tuhan ya dan amin. Saya tidak kekurangan hal yang baik dalam hidup saya, bahkan saya bangga atas apa yang saya hidupi hari ini. It’s all just because His mercy and grace.
I am proud of all my identities.
My dad’s last name, my hubby’s last name, the place who I call my Domus (read: rumah - DC) and place I work (BD).
If your day is busy with filtering everything, until certain point you even don’t know yourself, who you are and why you live your life today - come to God, seek His face, ask God to interfere your life. Listen to His voice.
Stand on God’s promise.
Pray hard so God help you to uncover all the filters and the thought that you need a filter.
Be content with yourself and speak loud from your heart.
Work on your self hard enough to make a best version of you, and by being your self you can show the world how great is our God who lives is us.
So help us God!
Comentários