A reflection of mother’s day and mother Mary
“Mama ada?”
Itu pertanyaan pertama Saya setiap kali Saya pulang sekolah dan menginjakkan kaki di rumah.
Saya menanyakan itu setiap kali Saya harus pulang sendiri/ dijemput dari sekolah oleh orang lain selain mama Saya.
Hari ini, bila Saya mengingat kembali bagaimana perasaan Saya bila pertanyaan saya itu dijawab: “Ada.” - Yang Saya ingat adalah rasa hangat dan aman mengetahui mama saya ada di rumah.
Di masa puber dan menjelang dewasa, begitu banyak perselisihan dan pertentangan yang terjadi antara mama dan Saya.
Mama ingin yang baik dan benar terjadi dalam hidup puterinya, dan Saya merasa sudah dewasa dan tahu mana yang baik dan benar untuk hidup saya.
Hari ini, yearsss later, Saya mulai mengerti apa yang dilalui oleh mama saya.
Saya (mulai) mengerti apa artinya menjadi seorang ibu, biarpun Saya tidak dikaruniai seorang anakpun.
Semuanya itu membawa Saya pada sebuah refleksi indah di pertengahan antara hari ibu dan hari Natal.
Do you know this song? Let’s read slowly what the lyric says:
Mary, did you know that your Baby Boy would one day walk on water? Mary, did you know that your Baby Boy would save our sons and daughters? Did you know that your Baby Boy has come to make you new? This Child that you delivered will soon deliver you.
Mary, did you know that your Baby Boy will give sight to a blind man? Mary, did you know that your Baby Boy will calm the storm with His hand? Did you know that your Baby Boy has walked where angels trod? When you kiss your little Baby you kissed the face of God?
Mary did you know.. The blind will see. The deaf will hear. The dead will live again. The lame will leap. The dumb will speak The praises of The Lamb.
Mary, did you know that your Baby Boy is Lord of all creation?
Mary, did you know that your Baby Boy would one day rule the nations? Did you know that your Baby Boy is heaven’s perfect Lamb? The sleeping Child you’re holding is the Great, I Am.
Saat saya membaca lirik lagu ini, saya membayangkan, apa yang terjadi saat Bunda Maria didatangi oleh Malaikat Gabriel.
Seorang gadis lugu, muda, yang mungkin sedang begitu excited nya menyiapkan pernikahan karena ia sudah ditunangkan dengan seorang pria.
Tetapi dalam sekejab, semua berantakan ‘hanya’ karena malaikat yang memberitakan sebuah ‘berita gembira’.
Saat itu dengan ketaatan dan ketulusan hatinya Maria mengatakan YA pada kehendak Tuhan atas dirinya. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada ku menurut perkataanMu.”
Ohhh Mary did you know…? The consequences of your Yes?
Tapi apa jadinya kalau saat itu Maria mengatakan tidak kepada kehendak Allah yang ingin dinyatakan dalam hidupnya.
Hari ini kita tidak menyapanya dengan panggilan mother Mary.
Saat ini kita (mungkin) masih ada dalam rentetan hukum taurat yang mengikat kita.
Yang paling parah adalah… detik ini kita belum diselamatkan dari semua dosa kita.
Apa jadinya kalau saat itu , my mom said NO to my presence at her womb?
Tidak pernah akan ada seorang Elizabeth Lia Indahyani Brasali, yang ‘ditemukan’ oleh seorang Josef Riko Ariefano my hubby.
Tetapi jalan seorang ibu bukanlah jalan yang terus menerus dipenuhi oleh gemerlapan bintang dan indahnya panggilan seorang keibuan.
Saat-saat di mana anak-anak sakit dan membuat para ibu dan ayah tidak tidur dan gelisah melihat anak mereka sakit.
Saya mengingat bagaimana mama saya menangis waktu harus menghadapi anak-anaknya, saya dan adiknya memberontak di masa puber kami.
Apa rasanya saat Ayah Josef dan Bunda Maria, sudah berjalan demikian jauh, kemudian menyadari anaknya hilang, mereka berjalan berkilo-kilo meter… hanya untuk mendapati anak mereka mengatakan: “Kenapa engkau mencari Aku, bukankah Aku harus tinggal di rumah BapaKu?” (*ggrrrrrr* kalo itu anak gw, udah gw jitaakkkkk!)
Tetapi saat itulah seorang ibu memperlihatkan cinta yang tidak ada batasnya.
Seperti Bunda Maria menyimpan semua dalam hatinya, banyak Ibu yang melakukan ini.
Saya tahu, mama saya menyimpan banyak perkara dalam hatinya, dan terus berdoa untuk suami, kedua anaknya, dan saat ini, kedua menantunya.
So memperingati Hari Ibu dan menjelang Natal, Let’s celebrate the calling of a motherhood.
Be thankful for our mothers.
I am grateful to be a woman.
And Mary did you know? Thank you Mother Mary because you took all the risks and you said yes to God’s will and you brought Jesus to all of us.
Mother and Mother Mary.
I am so proud of both of you.
Pray for me Mother and Mother Mary, so I can be a woman after God’s own heart.
Comments