Hati ini terasa tumpul. Rasanya tidak ingin lagi memberikan kesempatan pada hati ini untuk percaya dan merasa lagi pada sesuatu yang bernama persahabatan.
Hati ini marah. Sekali lagi saya membiarkan diri ini melangkah untuk mencintai, dan mendapati… cinta itu disalah-artikan.
Hati ini memutuskan. Untuk tidak menjadi seseorang yang ‘kepo’ mau tahu urusan orang lain. Biarpun saya tahu… orang yang saya kasihi ada dipinggir jurang dan ada kemungkinan dia terjatuh dan mati.
Ya… hati ini merasa sakit, tetapi juga dapat merasakan senang.
Syukurlah… berarti saya masih hidup.
Satu bulan belakangan ini saya hidup dalam dilemma, untuk keluar dari salah satu trauma saya (ngga abis-abis ya trauma gw… hhhmmm… what a life!!! *ho oh!*) dan kembali melangkah mengambil resiko untuk kehilangan dan merasakan kembali sakit yang sama seperti yang saya rasakan bertahun-tahun lalu.
It’s a dilemma.
Wheather me being an honest friend or wisely silent.
Resiko yang ada di depan mata, kehilangan akan akan seseorang yang dekat di hati saya kembali terjadi, atau diam seribu bahasa (yang katanya emas itu) dan mendoakan dari jauh sambil percaya akan rahmat dan kemurahan Allah yang juga bekerja dengan cara yang kita pikir tidak mungkin.
Saya adalah seseorang yang menjunjung tinggi arti persahabatan.
Apalagi persahabatan sesama teman perempuan. Tetapi waktu memang tidak dapat dibayar oleh apapun. Trauma dan luka memang memberikan pengertian yang mendalam akan arti persahabatan.
Kalau hari ini ada pertanyaan yang diajukan kepada saya, a simple question:
What the meaning of friendship to you? Here is my answer:
Persahabatan buat saya adalah perjalanan panjang dari saling menyakiti dan mentertawakan apa yang menyakiti persahabatan itu. Persahabatan artinya kemauan dan kerelaan untuk mengampuni terus menerus. Mengampuni sahabat kita dan juga mengampuni diri kita sendiri. Persahabatan buat saya adalah keberadaan dan kehadiran. Keberadaan di saat-saat yang paling dibutuhkan, menangis bersama, muntah bersama (percaya atau tidak, I did it with one of my best friend in our youth’s days :D)… atau kehadiran saat kita sebenarnya tidak mau ada di sana, tetapi tetap hadir dan tersenyum, menghargai keputusannya, mendoakan dan membuang jauh-jauh pemikiran untuk berkata suatu hari nanti: “See… I told you…”
So my dear friends… my best friends…
Maybe I am not a perfect friend for you (pastinyaaa…!), sometime I can be so annoying for you, yeah.. even sometimes I can be an enemy who’s pretend to hold your hands but stab you from the back… I can’t lie about myself rite? *don’t underestimate me mate…
But I am a friend who’s learning to have an honest heart, never ending hope, generous heart to love and forgive, and a courage to stand for a friendship… (*ooohhh so help me God daahhhh*)
Let’s make this world be a better place because we love each other through our friendship.
I am who I am today because the grace of God, love from my parents and hubby, and last but not least… I have so many friends who bring out the best in me.
Thank you. … and Thank God! 📷
“In the end, we will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends.” – Martin Luther King Jr.
Comments