top of page
Writer's pictureLia Brasali Ariefano

Coronavirus CoVid-19: Riwayatmu Kini


Hari ini Pak Jokowi mengumumkan bahwa ada 2 pasien terinfeksi CoViD-19 positif.

Di kantor saya semua langsung heboh, apalagi beberapa dari teman kantor saya tinggal di daerah Depok.

Saya langsung WA Papa saya, karena ingat bahwa angka kematian (mortalitas) paling tinggi ada di usia lansia.

Jawabannya enteng saja: “Pemulung lebih beriman daripada kita. Semua sudah waktu-Nya. Pemulung di Bantar Gebang makan mandi di sana, masih hidup sampai sekarang. Semakin punya uang memang semakin kuatir. Flu burung, flu babi, juga sudah lewat – yang penting waspada.”

Pas baca responnya, perasaan saya antara:

“Yeeeeeeee…….” dan “Hhhmmmm bener juga ya…” 😊

Sebenarnya hal seperti ini sudah kita hadapi setiap hari.

Mungkin bukan Coronavirus tetapi DBD, Tifus, Virus influensa, bahkan Virus HPV yang bisa sama mematikannya karena dapat menimbulkan kanker bila tidak terdeteksi sedari dini.


Kekhawatiran akan selalu ada dalam keseharian kita, membawa kita pada pertanyaan misteri yang pasti ada dalam hati Kita: “Kapan saya akan mati?” dan “Bagaimana saya akan mati.”

Tetapi sebagai pengikut Kristus, kita mempunyai satu kepastian yang harusnya membawa kita ke damai sejahtera dan sukacita – karena Tuhan berjanji melalui Firman-Nya yang Ia titipkan melalui St. Paulus di Kitab Roma 8:38-39:

_“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”_

Jadi, boleh lah kita semua waspada dengan situasi ini.

Tetapi tetaplah jadi sumber damai dan sukacita bagi orang-orang di sekeliling kita. Jangan malah jadi ikutan parno dan bikin situasi malah tambah kisruh.

Tidak perlu menyerbu supermarket tanpa menyisakan 1 makanan pun dan mengambil semuanya untuk kepentingan diri sendiri dan memberi makan ketakutan kita atas nama "siap-siap". Karena seharusnya kita bersiap-siap setiap hari, bukan kalau ada situasi seperti ini saja.

Tidak perlu menimbun masker – memakainya ke mana-mana padahal tidak sakit. Mendingan memberikan kesempatan bagi yang sakit untuk mendapatkan masker supaya mereka tidak menularkan kepada orang lain.

Jangan langsung mem-forward berita tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu di sumber berita yang terpercaya (ingat kasus hoax pope kena Corona?)


Mari Sahabat – kita jadi pembawa damai, pengharapan dan sukacita.

Bacalah situs-situs ini untuk edukasi sehingga kita bisa membantu sekitar kita untuk mendapatkan informasi yang benar – karena basic wisdom as Bible says: The truth will set you free!

Ketakutan timbul karena mereka tidak mempercayai kebenaran.

So, instead of menyerbu masker dan makanan di supermarket, let’s do this:

1. Jaga jarak bila bertemu dengan teman yang sudah flu dan mungkin menyemburkannya melalui bersin dan batuk.

2. Beri mereka tissue atau kalau pas ada, masker – minta mereka untuk memakainya. Ingat: cara penyampaiannya, edukasi dengan baik dan attitude kasih bukan menghakimi.

3. Untuk sementara, hindari bersalaman, dan bila terpaksa menyentuh barang yang dipakai bersama seperti pegangan pintu, pegangan kereta, pegangan tangga – jangan lupa langsung cuci tangan atau memakai hand sanitizer.

4. Jangan menyentuh wajah (wajah kita sendiri dan orang-orang yang kita kasihi) dan mengucek mata, terlalu sering. Kalaupun harus, pastikan tangan sudah bersih.

5. Buang masker bila terasa sudah kotor, dan jangan gunakan masker lebih dari sehari.


Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi termasuk mencuci tangan secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, memasak daging dan telur dengan saksama. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

(Sumber: https://www.who.int/health-topics/coronavirus)


Yang terlebih penting: jaga imun tubuh kita. Makan teratur, minum air cukup, vitamin, olahraga - apapun lah, untuk meningkatkan sistem imun tubuh kita.

Bersama dengan usaha kita, mari kita ijinkan Tuhan untuk menunjukkan kebesaran-Nya melalui peristiwa ini. Seharusnya setiap badai yang membuat perahu hidup kita tidak nyaman, dalam konteks ini adalah badai CoVid-19, tidak membuat kita guncang, tetapi menjadi kesempatan di mana sekali lagi kita diijinkan untuk mengalami Tuhan yang berkarya dalam hidup kita.

Let’s go through this situation together as Christian and as an Indonesian.

Let’s show that we can love better through this situation and let’s pray together untuk kedua pasien yang baru saja teridentifikasi dan juga seluruh pasien yang terinfeksi di seluruh dunia.

God be with us all!

36 views0 comments

Comments


bottom of page