top of page

A Journey In the Desert

Nov 16, 2008


Sepuluh tahun belakangan ini, Saya bergumul dengan sesuatu yang sebetulnya pasti tidak disangka-sangka oleh banyak orang.

Tulisan, aktivitas, lingkungan Saya sering kali ada dalam kondisi/keadaan yang bertolak belakang dengan kondisi hati Saya.


Sepuluh tahun ini Saya bergumul mempertanyakan kenapa Sayaharus mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?

Kadang Saya merasa kepercayaan Saya terhadap Yesus tidak ada artinya.

Bahkan di saat tergelap dalam kehidupan Saya-pun Saya tidak merasa Dia ada.

Kalau Saya saat ini mempercayai Yesus, Saya berpikir.. apa ini bukan karena Saya di’keroyok’ sama marketingnya Yesus? Since I was born my mom took a very big role on introducing Jesus to me.

Lalu lingkungan pergaulan Saya juga ada di sekitar itu.

Bahkan sekarang laki-laki yang Saya nikahi pun adalah strong marketer nya Yesus.

Sering kali Saya membutuhkan Yesus dalam rupa manusia. Bukan hanya Yesus yang ada dalam Kitab Suci dan homili, serta khotbah-khotbah.

Saya berpikir… apa selama ini Saya ngga dibohongi atau di brain wash ya dengan semua teori tentang Yesus?

Kalau katanya hari-hari Saya "Dia" sertai… apakah benar Yesus? Atau bukan sosok yang lain yang mungkin di sembah oleh agama-agama/kepercayaan yang ada di bumi ini?

Kalau semua ajaran mengajarkan segala yang baik.. apa ngga mungkin kalau semua penyertaan, kesembuhan, berkat, apapun itu datang dari salah satu dari mereka?

Apa jaminannya kalau itu adalah Yesus?


Semua pertanyaan ini Saya tahu tidak datang tiba-tiba.

Tapi dari luka yang ada dalam hati Saya.

Luka yang bersarang bertahun-tahun dan tidak terpulihkan.

Bukan karena tidak mampu dipulihkan, tetapi karena Saya memang tidak minta untuk dipulihkan. Why? Karena Sang Penyembuh adalah seseorang yang menjadi sumber luka Saya.

Sulit mengakui hal ini.

Tapi Saya tahu, banyak di luar sana yang mungkin bergumul akan hal ini.

Doa yang tidak (atau belum) kunjung terjawab,

pertolongan yang rasanya tidak pernah datang,

putus asa yang mencekam,

rasa ingin meninggalkan dunia ini karena tidak ada lagi yang patut diperjuangkan,

luka yang rasanya setiap hari harus diperjuangkan untuk bisa dilewati rasa perihnya,

rasa ketidak-adilan dan ditinggalkan yang rasanya membuat kita harus berjuang sendiri.

See so many reason to mad at Him rite?


Saat- saat itu adalah saat di mana kita merasa… bahkan salib dan kematian Yesus di atas kayu salib menjadi tidak bermakna, dan semuanya seperti dongeng yang ngga tahu harus kita percayai atau tidak. 

Dan parahnya… kita ngga tahu… kapan ini semua berakhir dan jalan seperti  tidak berujung.

Yep Saya mengerti rasa semua ini.

I’ve through all those feelings.

Bahkan sampai tahap… Saya tidak pernah bisa minta apapun lagi, karena rasa tidak percaya lebih mendominasi daripada iman, harapan, apalagi lagi kasih.


Tapi melalui perjalanan prahara iman dan pemberontakan itu, satu hal yang Saya mengerti: RahmatNya selalu menyertai bila saja kita mengarahkan kehendak bebas kita kepada Yesus. Either you like it or not, He 'insist' to be 'there'.

So after a long and winding road

After a messy words and feeling I said to God

But looking at how faithful He is - I decide to follow Jesus every day.

No matter what.

Perasaan bisa datang dan pergi, naik dan turun, dan adalah keputusan keseharian kita untuk mengikuti Yesus.

Buat Saya hari ini… Saya tahu gw mempercayai bahwa tidak ada kuasa apapun yang mampu merebut gw dari kasih Yesus (Roma 8:38-39). This verse is a living verse. He really proved it.

Buat Sayahari ini, apapun yang Saya jalani, sekering apapun, setidak percaya apapun, sesakit apapun, sebanyak apapun pertanyaan Saya, sesulit apapun Saya melewati pergumulan gw - ada satu rahmat yang besar yang diluar kuasa manusia, yang membuat Saya bisa bangun di pagi hari berkata… “Today I decide to follow You Jesus. My life is Yours and please help me get through this day. Let me save in Your Hands at the end of this day. I’ll work hard for my salvation, but the Grace and the strength are from You.!”

Saya ngga tahu… apa ini cukup untuk membawa Saya ke surga. After all I've been done and said.

Tapi Tuhan tahu bagaimana Sayamengerjakan keselamatan Saya hari demi hari dengan takut dan gentar! Saya tentu saja tidak mau menyamakan hidup Saya dengan Mother Teresa (gw masih 1/1000 nya bahkan lebih kecil jauh dari beliau!) - tetapi Saya percaya… berpuluh-puluh tahun ia melewati masa kegelapan dengan setia, biarpun dia mempertanyakan juga banyak hal dalam kehidupan dia ( https://www.motherteresa.org/come-be-my-light.html ), tapi kesetiaan dan cintanya kepada Yesus memenangkan hidupnya, bahkan memasukan dia dalam jajaran orang kudus gereja.


So… I have hope!

You have hope!

We all have hope in Jesus.

No matter what your condition right now.

Believe it or not, we are all in His hands. There is abundant grace showering our life when we choose Jesus. Once again, this is one of my womanhood journey.

My struggle every day and my part of living the heaven.

I work my salvation hard. But i know… everything will be ok. I am living my every day grace from Him, and only because of His Grace, I decide Jesus everyday.

11 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page